Perubahan
atau berubah secara etimologis dapat bermakna sebagai usaha atau perbuatan
untuk membuat sesuatu berbeda dari sebelumnya.Dalam istilah perubahan
organisasi, dikenal istilah senada yaitu change interventation; sebuah
rancangan aksi atau tindakan untuk membuat inovasi merubah sesuatu menjadi
berbeda. Dan change again; individu atau kelompok yang bertindak sebagai
katalis atau suatu sekte yang bertanggung jawab untuk melakukan manajemen dan
menentukan prosedur kerja kedepan.
Perubahan organisasi akan mengarah kepada opsi mundur, apabila system perencanaan yang ada didalamnya baik satu ataupun banyak komponen yang menyusun mengalami disfungsi. Konsekuensinya akan tampak pada meredupnya kegiatan tanpa ada alasan yang jelas dan timbulnya kesenjangan di dalam organisasi .
Perubahan organisasi akan mengarah kepada opsi mundur, apabila system perencanaan yang ada didalamnya baik satu ataupun banyak komponen yang menyusun mengalami disfungsi. Konsekuensinya akan tampak pada meredupnya kegiatan tanpa ada alasan yang jelas dan timbulnya kesenjangan di dalam organisasi .
Perubahan organisasi akan mengarah pada opsi stagnan, apabila
terjadi gangguan sistgem organisasi yang tidak ditangani secara serius oleh
kolektif. Sebenarnya banyak factor yang menyebabkan stagnansi. Namun yang
paling gencar terjadi ada dua yaitu, ketidak sesuaian itu sendiri dan munculnya
satu kejadian atau satu system yang tidak diduga sebelumnya. Contohnya, apabila
sebuah perusahaan mengalami kenaikan saham pada suatu periode hal itu tidak
lepas dari rancangan POAC (Planning, Organizing, Actuating dan Controlling)
yang mapan. Apabila perencanaan sebuah organisasi mapan, namun kontrolingnya
lemah, maka kenaikan saham akan terjadi kalau ada keberuntungan saja.
Mengelola perubahahan organisasi
Mengelola perubahahan organisasi
Perubahan struktural
Jenis perubahan yang dicoba diciptakan
oleh menajemen bervariasi jenis perubahan bergantung pada tujuan yang hendak
dicapai. Pada tingkat individual,manajer mencoba mempengaruhi perilaku pegawai,
pelatih,sosialisasi merupakan contoh strategi perubahan yang digunakan
organisasi jika tujuan dari perubahan adalah individu itu sendiri.
Begitu
juga manajemen dapat menggunakan intervensi seperti pelatihan
kesensitifan,umpan balik survei dan konsultasi prosesjika tujuannya adalah
mengubah perilaku kelompok,perubahan individual dan kelompok secara yang secara
khas dipelajari dalam kursu-kursus perilaku organisasi
Perubahan
struktural berfokus pada teknik-teknik yang mempunyai dampak terhadap
struktural organisasi. Ini berarti akan meninjau pola wewenag yang berubah
,akses terhadap informasi,teknologo dsb.
Tentu
saja dihindarinya pertimbangan mengenai perubahan perilaku bukan berarti bahwa
kita mengesampingkan arti pentingnya perubahan itu. Manajer dapat dan harus
menggunakan teknik perilaku untuk mengadakan perubahan dismping teknik-teknik
struktural “kedua teknik itu merupakan
alat bantu untuk mengelola
perubahan tetapi kita hanya memusatkan pada sisi strukturalnya
Perkembangan
Organisasi
Istilah perkembangan organisasi (organizational
development) bisa digunakan untuk sebuah perubahan aktivitas yang sudah
dirancang. Istilah ini merupakan produk dari pengelolaan organisasi secara
umum. Perkembangan organisasi juga didiskripsikan sebagai jarring – jaringan
komplek dari beberapa event (kegiatan, proyek dan sebagainya) yang meningkatkan
kemampuan dari anggota – anggota organisasi untuk mengelola budaya organisasi
interen mereka, supaya mereka kreatif dalam memecahkan masalah, dan membantu
organisasi mereka dalam melakukan adaptasi terhadap lingkungan luar. Artinya,
perkembangan organisasi tidak dapat disaklekan difinisinya, disatu konsepkan,
tetapi lebih pada istilalah yang pas untuk mengarahkan suatu bentuk aktivitas
dalam mengelola perubahan dalam organisasi. Untuk mewujudkan perkembangan
organisasi, dibutuhkan pengelolaan yang sistematik.
Hambatan Dalam Perubahan.
Pernyataan di atas dikeluarkan oleh W.W Bhurkee dalam bukunya
Organization Development: Principle and Practice organisasi pada dasarnya
mengalami hambatan dalam perubahan apabila
1.Kurang Pengalaman Acapkali dalam melakukan
pekerjaan karyawan yang pertama kali memulai kerja mengalami gugup pada saat
awal – awal. Dengan alasan tersebut, banyak lapanngan pekerjaan yang
mensyaratkan pelamarnya berpengalaman.Secara teori, orang yang berpengalaman
akan lebih mudah dan lancer dalam pekerjaannya.Namun kekurang pengalaman itu
justru menjadi hambatan untuk menciptakan organizational development. Sebab,
dalam proses menuju perkembangan biasanya akan ditemukan hal – hal yang baru
2. Terpaku Pada Kesalahan
2. Terpaku Pada Kesalahan
Artinya, ketika perusahaan melakukan
evaluasi, biasanya muncul statmen -statmen yang menyatakan kekurangan –
kekurangan yang terjadi. Apa bila kita hanya terpaku pada kesalahan – kesalahan
tersebut, hal itu akan menghambat untuk melakkukan planning untuk mengembagkan dan membangun organisasi
Merubah Proses
Ketika habatan daspat dilalui, bukan berarti hambatan akan hilang secara
keseluruhan. Yang bisa kita lakukan adalah mereduksi hambatan itu sendiri untuk
merubah dan dapat dipahami dengan mempertimbangkan kompleksitas yang ada dalam
merubah proses.
K.Lewin dalam
bukunya yang berjudul Field Theory in Social Science menyatakan bahwa merubah
proses menuju sukses adalah merubah usaha untuk menangani tekanan dari ham
batan individual dan konformasi kelompok yang dikenal dengan istilah unfreezing dan menstabilkan change
intervention dengan menyeimbangkan manajemen dan mengelola kekuatan yang dikenal
dengan istilah refreezing. Hal itu
berarti bahwa unfreezing dilakukan untuk menanggulangi status quo, dan
melakukan gerakan ke wilayah ide baru dan refreezing perubahan yang baru dan
menjadikannya permanent.
Dalam unfreezing,
satus quo dikenal dengan tiga metode alternatif, yaitu driving force (mendorong
dan menguatkan daya secara langsung) dan restraining force (mendorong dan
menguatkan daya secara tidak langsung).
Ada enam cara yang bisa digunakan dalam perubahan proses, yaitu :
a. pendidikan dan komunikasi
b. pertisipasi
c. fasilitas dan dukungan
d. negoisasi
e. manipulasi dan kooptasi
f. coercion (paksaan)
Nilai dan Objektifitas
Ada enam cara yang bisa digunakan dalam perubahan proses, yaitu :
a. pendidikan dan komunikasi
b. pertisipasi
c. fasilitas dan dukungan
d. negoisasi
e. manipulasi dan kooptasi
f. coercion (paksaan)
Nilai dan Objektifitas
Dalam perubahan
organisasi, secara moril dibutuhkan perspektif yang mengarah kepada
objektifitas, diantaranya adalah sebagai berikut :
- peka terhadap orang lain
- motivasi
- keadilan
- konfrontasi
- patisipasi
- peka terhadap orang lain
- motivasi
- keadilan
- konfrontasi
- patisipasi
Program Berkelanjutan
Dalam operasional organisasi, perlu dilakukan program-program yang
dilaksanakan secara berkelanjutan sebagai suatu hal yang wajib dilakukan di
samping kegiatan-kegiatan yang bersifat sementara. Karena pada dasarnya
organisasi yang mengalami perubahan menuju progresifitas berkelanjutan siaga
dengan banyak probablitas.
Khususnya ketika melakukan unfreezing,
movement dan unfreezing dari sebuah rencana perubahan yang dielaborasi ketika
diorientasikan pada suatu maksud tertentu. Lebih spesifik nya kepada praktisi dan konsultan.
Proses-proses yang bisa dilakukan adalah :
- Entry (kontrak antara konsultan dan klain atau manajer)
- Kontrak
- Diagnosis
- Umpak balik
- Rencana perubahan
- Intervensi
- Evaluasi
Yang paling
penting adalah evaluasi. Ketika melakukan evaluasi kita perlu melakukannya
dengan cara yang dapat mengoptimalkan “brainstorming” evaluasi itu sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar