Senin, 09 April 2012

LINGKUNGAN LUAR NEGERI (KEKUATAN BUDAYA)

BAB II
PEMBAHASAN
Meskipun terdapat hampir sama banyaknya jumlah definisi mengenai kebudayaan dengan jumlah antropolog, sebagian besar ahli antropologi memandang kebudayaan sebagai keseluruhan kepercayaan, aturan , tekhnik, lembaga, dan artefak ciptaan manusia yang mencirikan populasi manusia. Dengan perkataan lain, kebudayaan terdiri atas pola-pola yang dipelajari mengenai perilaku yang umum bagi anggota dari masyarakat tertentu, yaitu gaya hidup yang unik dari suatu kelompok orang tertentu. Kebanyakan antropolog juga sepakat bahwa:
1.      Budaya dipelajari, bukan pembawaan sejak lahir.
2.      Berbagi aspek budaya saling berhubungan.
3.      Kebudayaan adalah berbagi.
4.      Kebudayaan menentukan batas-batas dari kelompok berbeda
Budaya mempengaruhi semua fungsi bisnis
1.Pemasaran
Dalam pemasaran misalnya beraneka sikap dan nilai menghambat banyak perusahaan untuk menggunakan bauran pemasaran yang sama di semua pasar. Contoh: meskipun untuk memperoleh pengetahuan mengenai budaya jepang memakan waktu dan mahal, ternyata P&G adalah perusahaan yang belajar dengan baik. Baru pada tahun 1995, delapan tahun setelah kesulitan yang dihadapinya dengan deterjen cheer, perusahaan itu kembali memasuki pasar sabun yang sepenuhnya dikendalikan oleh dua produk konsumen jepang yang kuat yaitu kao dan Lion corporation. Hanya dalam waktu dua tahun kemudian.
Pada tahun 1992, ketika kantor pusat perusahaan mengatakan kepada cabangnya di jepang guna mencari pasar-pasar baru untuk mencari produk-produk perusahaan yang kuat di belahan lain dunia, P&G jepang mengirimkan para peneliti untuk mempelajari kebiasaan mencuci piring orang jepang . mereka menemukan bahwa ibu-ibu rumah tangga di jepangmenggunakan lebih banyak deterjen daripada yang sebenarnya diperlukan. Hal ini menunjukkan bahwa para konsumen menginginkan sabun yang lebih kuat, yang diciptakan laboratorium sabun P&G. Pesan pemasaranya sederhana: sedikit joy membersihkan lebih baik namun lembut di tangan. Pesan ini mengena. Kata seorang ibu rumah tangga jepang yang melihat iklan percobaan itu, segera pergi untuk membeli satu botol, “lemak di produk Tupperware merupakan hal yang sulit dihilangkan. Saya harus mencobanya. “
2. Manajemen sumber daya manusia
Budaya nasional juga merupakan kunci penentu untuk mengevaluasi para manajer. Di Amerika Serikat, hasil umumnya merupakan criteria bagi pemilihan dan promosi para eksekutif. Tetapi di inggris seorang manajer Amerika mengeluh karena orang-orang yang dipromosikan dengan mempertimbangkan sekolah yang telah dihadirinya dan latar belakang keluatga mereka. Namun bukan karena keberhasilanya.
Budaya nasional juga merupakan kunci penentu untuk mengevaluasi para manajer. Di amerika serikat, hasil umumnya merupakan kriteria bagi pemilihan dan promosi para eksekutif. Tetapi di inggris, seorang manajer amerika serikat mengeluh karena orang-orang dipromosikan dengan mempertimbangkan sekolah yang telah dihadirinya dan latar belakang keluarga mereka, namun bukan karena keberhasilanya. Ikatan almamater juga penting di prancis.
3.      Produksi dan keuangan
Permasalahan personalia muncul akibat perbedaan dari perbedaan sikap terhadap penguasa, yang merupakan variable sosiokultural antar lain. Para manajer produksi menemukan bahwa sikap terhadap perubahan dapat berpengaruh serius terhadap penerimaan metode produksi baru.komponen-komponan sosiokultural, tentunya jelas bahwa untuk berhasil dalam hubungan mereka dengan orang-orang di Negara lain, para pelaku bisnis internasional harus menjadi murid budaya, mereka harus menjadi murid factual, yang relatif mudah diperoleh, tetapi mereka juga harus sensitif terhadap perbedaan-perbedaan budaya, dan hal ini lebih sulit. Sebagaimana dilihat merekomendasikan agar menghabiskan seumur hidup di suatu Negara, atau jika tidak demikian, menjalani program ekstensif untuk mempelajari apa kebudayaan internasional bahkan tidak memiliki kesempatan untuk orientasi wilayah. Namun mereka dapt mengambil langkah pertama yang penting dengan menyadari bahwa ada budaya lain.
            Konsep budaya adalah sedemikian luasnya sehingga para ahli etnologi (antropologi budaya) sekalipun telah membaginya menjadi berbagai topik untuk memudahkan studinya. Daftar topik yang semacam itu akan memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai apa budaya itu dan juga bisa berfungsi sebagai pedoman bagi para manajer internasional ketika mereka menganalisis permasalahan khusus dari sudut pandang sosiokultural.
Para ahli sangat bervariasi mengenai apa yang mereka anggap sebagai komponen budaya, tetapi daftar berikut ini mewakilli pemikiran terhadap budaya adalah:
1.      Estetika
Estetika berkaitan dengan rasa keindahan, budaya, dan selera yang baik, serta diungkapkan dalam seni, drama, music, cerita rakyat dan tari-tarian.
a.       Seni. Yang sangat menarik bagi para pelaku bisnis internasional adalah aspek-aspek formal dari seni, warna dan bentuk karena arti-arti simbolis yang dimilikinya.
b.      Musik dan cerita rakyat. Iklan-iklan music pada umunya popular di seluruh dunia. Tetapi, para agen pemasaran harus mengetahui jenis music yang disukai tiap-tiap pasar. Mereka yang ingin membaurkan dirinya dalam suatu budaya menganggapnya bermanfaat untuk mempelajari cerita rakyat, yang dapat mengungkapkan banyak hal mengenai cara hidup suatu masyarakat.
2.      Sikap dan kepercayaan.
 Setiap budaya memiliki seperangkat sikap dan kepercayaan yang mempengaruhi hampir seluruh aspek dari perilaku manusia dan membantu membawa ketertiban kepada masyarakat dan individu-individunya. Ini termasuk sikap terhadap waktu, terhadap pencapaian dan pekerjaan, serta terhadap perubahan.
a.       Sikap terhadap waktu. Karakteristik cultural ini barangakali menimbulkan lebih banyak persoalan adaptasi. Bagi orang amerika di luar negeri dibandingkan dengan yang lainya. Waktu adalah penting di amerika serikat. Jika kita harus menunggu melebihi jam yang telah dijanjikan untuk menemui seseorang, dapat diasumsikan bahwa orang ini tidak menganggap pertemuan itu penting.
b.      Sikap terhadap pencapaian dan pekerjaan. Orang jerman menempatkan bersenang sebagai yang pertama dan bekerja sebagai yang kedua, dan hal itu adalah sebaliknya jika di amerika serikat. Di Negara-negara industri tren yang sebaliknya dilihat setelah mencapai puncaknya pada 43,3 jam per minggu di tahun 1994, rata-rata per minggu untuk para pekerja produksi AS jatuh menjadi 42,6 jam di tahun 1996. rata-rata tahun 1996 untuk jerman dan prancis masing-masing adalah 39,0 dan 38,3 jam bahkan rata-rata mingguan jepang yang mencapai 43 jam di tahun 1988, turun menjadi 39,5 jam pada tahun 1996. faktanya, pada tahun 2001, banyak pekerja jepang yang bekerja hampir 25 jam lebih sedikit dibandingkan dengan rekan-rekanya di tahun 1988.
c.       Sikap terhadap perubahan . perusahaan amerika, yang terbiasa dengan penerimaan yang cepat dari orang amerika akan sesuatu yang baru, sering kali heran sesuatu yang baru tidak membawa semacam keajaiban di pasar, di mana sesuatu yang telah dicoba  dan dibuktikan lebih disukai daripada yang tidak dikenal. Orang-orang eropa sangat gemar mengingatkan orang amerika bahwa Amerika adalah Negara muda yang kekurangan tradisi. Ide baru. Tetapi tidak disangkal lagi, perusahaan internasional adalah agen perubahan, dan karyawan mereka harus mampu mengatasi penolakan terhadap perubahan tersebut. Dengan perkataan lain, semakinkonsisten suatu ide baru dengan sikap dan pengalaman masyarakat , maka semakin cepat ide akan diadopsi.
3.      Agama
Suatu komponen kebudayaan yang penting, bertanggung jawab atas banyak dari sikap dan kepercayaan yang mempengaruhi perilaku manusia. Suatu pengetahuan mengenai prinsip-prinsip dasar dari beberapa agama besar akan memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai mengapa sikap orang bervariasi dari suatu Negara ke Negara lain.
a. Etika kerja.
Baru saja telah disebutkan perbedaan-perbedaan yang menonjol dalam sikap terhadap pekerjaan dan pencapaian. Orang-orang eropa dan amerika pada umumnya memandang pekerjaan sebagai kebijakan moral dan melihat pengangguran sebagai sesuatu yang tidak menyenangkan . pandangan ini sebagaian muncul dari etika kerja protestan seperti yang dinyatakan oleh luther dan calvin, yang percaya bahwa tugas orang-orang kristen untuk memuliakn tuhan dengan bekerja keras dan berhemat.
Di negara Asia, dimana konfusianisme adalah kuat, sikap yang sama terhadap pekerjaan disebut sebagai etika kerja konfusius, etika kerja Islam yang umum di Timur tengah dan di jepang, itu disebut etika kerja shinto yang merupakan agama utama bangsa tersebut.


b. agama-agama Asia
            Orang orang dari dunia barat akan menghadapi pengertian yang sangat berbeda tentang Tuhan, masyarakat dan realitas di dalam agama-agama Asia. Dalam tradisi Yahudi kristen, dunia ini adalah nyata dan penting karena diciptakan oleh Tuhan. Manusia adalah sama pentingnya, demikian pula waktu, karena waktu dimulai dengan penciptaan Tuhan dan akan berakhir ketika kehendaknya telah terpenuhi. Dalam hal ini adalah persebaran agama-agama di sunia
·         Hinduisme: India, bangladesh dan pakistan
·         Budhisme : india, bhutan, myanmar, tibet dan Thailand
·         Jainisme : Bhutan dan india
·         Sikh : India
·         Konfusiunisme : Tiongkok
·         Shintoisme : Jepang
·                                 Islam :Timur tengah, indonesia dan belahan Afrika utara
·                                 Kristen : belahan Eropa, Amerika dan Australia.
4.      Budaya material
Kebudayaan material merujuk kepada semua objek buatan manusia dan berkaitan dengan bagaimana orang membuat benda-benda (teknologi) dan siapa membuat apa dan mengapa (ilmu ekonomi)
a.       Teknologi. Teknologi dari suatu masyarakat adalah bauran pengetahuan yang dapat digunakan, yang diterapkan oleh masyarakat tersebut dan diarahkan kepada pencapaian tujuan –tujuan ekonomi dan budaya. Teknologi ada dalam berbagai bentuk di setiap organisasi budaya. Teknologi adalah signifikan dalam upaya dari negar-negara berkembang untuk meningkatkan taraf hidup mereka dan merupakan factor vital dalam strategi persaingan perusahaan multinasional. Keunggulan teknologi tentunya merupakan tujuan kebanyakan perusahaan, tetapi teknologi terutama penting bagi perusahaan internasional karena.
·         Keunggulan teknologi memungkinkan suatu perusahaan untuk menjadi kompetitif atau memegang kepemimpinan di dalam pasar dunia.
·         Keunggulan teknologi dapat dijual dengan lisensi dan kontrak manajemen atau dapat dilembagakan dalam produk-produk perusahaan.
·         Keunggulan teknologi dapat memberikan kepada perusahaan kepercayaan untuk memasuki pasar luar negeri.
·         Keunggulan teknologi memunginkan perusahaan untuk memperoleh syarat-syarat investasi luar negeri yang lebih baik dari biasanya karena pemerintah tuan rumah menginginkan teknologi yang hanya dimilik perusahaan itu.
·         Keunggulan teknologi dapat memungkinkan suatu perusahaan dengan posisi ekuitas minoritas untuk mengendalikan usaha patungan dan menganggapnya sebagai pasar yang telah dikuasai untuk input setengah jadi yang dproduksi olehnya.
·         Keunggulan teknologi dapat mengubah pembagian kerja internasional .
·         Keunggulan teknologi menyebabkan perusahaan-perusahaan besar membentuk aliansi kompetitif di mana tiap-tiap mitra berbagi teknologi serta biaya penelitian dan pengembangan yang tinggi.
b.      Aspek-aspek budaya dari teknologi. Aspek-aspek budaya dari teknologi tentunya penting bagi para manajer internasional, karena berbagai metode produksi dan produk baru sering kali mengharuskan orang untuk mengubah kepercayaan dan pandangan hidupnya.
c.       Dualisme teknolgi. Dualisme teknologi adalah fitur menonjol pada banyak negara berkembang. Di negara yang sama, suatu sektor industri mungkin maju secara teknologi dengan produktifitas yang tinggi; sementara tekhnik-tekhnik produksi di sektor yang lain mungkin kuno dan padat karya. Keadaan ini mungkin disebabkan oleh desakan pemerintah tuan rumah agar investor asing hanya mengimpor mesin-mesin yang paling modern daripada mengimpor peralatan bekas yang mungkin dapat digunakan.
d.      Teknologi tepat guna. Daripada memilih salah satu diantara proses padat karya dan modal, banyak pakar di pembangunan ekonomi merekomendasikan teknologi tepat guna, yang dapat berupa teknologi padat karya, teknologi menengah atau teknologi padat modal. Idenya adalah memilih karya, teknologi menengah atau teknologi padat modal.
e.       GNI tinggi- tingkat teknologi tinggi. Perbedaan dalam tingkat teknologi antar negara digunakan sebagai dasar  untuk menilai apakah negara tersebut maju atau berkembang .
\
5.      Pendidikan
Meskipun pendidikan dalam arti yang paling luas dapat dianggap sebagai bagian dari proses belajar yang memperlengkapi seorang individu untuk mengambil perananya di dalam masyarakat dewasa, hampir setiap orang menyamakan pendidikan dengan sekolah formal.
a.       Ukuran pendidikan. Perusahaan yang bermaksud melakukan investasi di luar negeri tidak mempunyai indicator-indikator mengenai tingkat pendidikan dari penduduk suatu Negara kecuali ukuran biasa untuk pendidikan formal : tingkat melek huruf, jenis sekolah, jumlah sekolah dan muridnya, serta mungkin juga jumlah pengeluaran per kapita untuk pendidikan. Data yang semacam itu merendakan ukuran dari kelompok yang terlatih secara kejuruan di banyak Negara, dimana orang mempelajari perdagangan melalui magang yang dimulai pada usia yang sangat dini.
b.      Bauran pendidikan. Hingga tahun 1970-an, ada perasaan bahwa para manajer dilahirkan dan bukan dibuat, dan bahwa mereka hanya dapat dilatih dsambil bekerja. Dengan demikian permintaan akan pendidikan bisnis formal sedikit jumlahnya. Tetapi, gabungan dari berbagai factor telah menyebabkan berkembangnya sekolah-sekolah bisnis di eropa yang polanya meniru eropa. Ketika Negara berkembang menjadi Negara industri, terdapat persaingan yang lebih tinggi di pasar, dan peluang-peluang kerja untuk insinyur dan lulusan bisnis sekolah meningkat. Tidak hanya perusahaan multinasional yang merekrut karyawan demikian, tetapi juga perusahaan-perusahaan local melakukanya ketika mereka menyadari bahwa persainag baru memaksa mereka untuk meningkatkan efesiensi operasionalnya.
c.       Brain Drain. Hampir semua Negara berkembang yakin bahwa pembangunan ekonomi tidak mungkin dilaksanakan tanpa pengembangan sumber daya manusia, dan selama dua dekade terakhir khususnya, pemerintah mungkin telah melakukan investasi berlebihan pada pendidikan tinggi dalam hubungan dengan permintaan akan mahasiswa. Hasilnya adalah meningkatnya pengangguran diantara orang-orang terdidik, dimana hal ini telah menyebabkan terjadinya braindrain yaitu migrasi para professional ke Negara industri.
6.      Bahasa
Perbedaan budaya yang paling kelihatan bagi para pendatang baru dalam bisnis internasional adalah cara berkomunikasi. Perbedaan dalam bahasa percakapan sudah dapat dilihat, dan setelah berada beberapa saat dalam budaya baru itu, menjadi jelaslah bahwa ada juga variasi dalam bahasa yang tidak diucapakan.
a. Bahasa menggambarkan budaya. Bahasa percakapan memisahkan budaya persis seperti hambatan-hambatan fisik. Faktanya tidak ada yang menyamai bahasa percakapan untuk membedakan suatu budaya dari budaya lain.
b. Bahasa asing. Ketika ada banyak bahasa percakapan di dalam suatu negara, satu bahasa asing biasanya berlaku sebagai kendaraan utama untuk berkomunikasi lintas budaya.
c. Bahasa inggris, bahasa penghubung bisnis. Ketika seorang pelaku bisnis berkebangsaan swedia berbicara dengan seorang pebisnis jepang. Percakapan tersebut umumnya menggunakan bahasa inggris. Penggunaan bahasa inggris sebagi lingua franca bisnis telah berkembang begitu cepat di eropa sehingga lebih dari setengah orang dewasa di eropa dapat berbicara dalam bahasa inggris.
d.  Harus berbicara dalam bahasa lokal. Meskipun semakin banyak para pelaku bisnis bicara dalam bahasa inggris, ketika mereka membeli, mereka memaksa untuk melakukan bisnis dalam bahasa mereka sendiri. Penjual yang dapat melakukan ini memiliki kelebihan dalam persaingan.
e. Memakai terjemahan kembali. Untuk menghindari kesalahan dalam penerjemahan, agen pemasaran yang berpengalaman akan lebih menyukai apa yang sebenarnya merupakan penerjemahan kembali. Yang pertama dibuat oleh orang pribumi yang menguasai dua bahasa. Kemudian hasilnya diterjehmakan orang asing yang menguasai dua bahasa tersebut.
f. Bahasa pemeberian hadiah . pemberiani hadiah adalah aspek penting dalam kehidupan setiap pelaku bisnis, baik di negaranya maupun di luar negeri. Hiburan di luar jam kantor dan saling bertukar cinderamata merupakan bagian dari proses untuk berkenalan dengan lebih baik. Kendati demikian, etika atau bahasa pemberian hadiah bervariasi antar budaya sama seperti bahasa percakapan yang digunakan. Dan meskipun biasanya orang asing akan dimaafkan karena tidak mengetahui bahasa tersebut, tentunya mereka dan hadiah-hadiah mereka akan diterima lebih baik apabila mereka mengikuti kebiasaan setempat.
·         Hadiah-hadiah yang dapat diterima : orang jepang menggunakan pemberian cinderamata untuk menyampaikan perhatian dan tenggang rasa kepada penerima yang telah beberapa waktu member rasa percaya dan keyakinan kepada sang pemberi
·         Hadiah berbentuk suap. Skandal-skandal pembayaran yang dipermasalahkan oleh pers dengan membeberkan praktik pemberian hadiah yang sanagat mahal maupun uang kepada para pejabat pemerintah yang posisinya bagus sebagai imbalan atas kebaikan khusus seperti pesanan besar dan proteksi.
7.      Organisasi kemasyarakatan
Setiap masyarakat memiliki suatu struktur atau organisasi yang pengaturan hubungan yang terpola, yang mendefinisikan dan mengatur cara dengan mana anggota-anggotanya berinteraksi satu sama lain. Para antropolog pada umumnya mempelajari aspek budaya penting ini dengan membaginya menjadi dua golongan kelembagaan: yang berdasarkan pertalian keluarga dan yang berdasarkan asosiasi bebas dari individu-individu.
8.      karakteristik hukum.
Setiap perusahaan jika masuk kedalam sebuah kebudayaan di tiap negara pasti akan bersangkutan dalam suatu hukum yang ada dalam negara tersebut baik dalam hukum bisnis, dagang maupun perniagaan.
9.      Struktur politik
Dalam negar struktur politik termasik dari faktor kebudayaan yang turut diperhitungkan sebab ilmu politik adalah ilmu yang dapt menghubungkan ke suatu proses ke pemerintahan baik otonomi dari tiap negara.

Untuk membantu para manajer yang memahami banyak budaya nasional di mana perusahaan beroperasi, Geert hofstede, seorang ahli psikolog swedia mewancarai ribuan karyawan di 67 negara. Ia menemukan bahwa perbedaan-perbedaan dalam jawaban mereka terhadap 32 pernyataan dapat didasarkan atas 4 dimensi nilai yaitu

1.      Individualisme versus kolektifisme
Menurut Hofstede, orang-orang di dalam budaya kolektifstik menjadi bagian dari kelompok-kelompok yang menjaga loyalitas, sementara orang-orang di dalam budaya individiualistik hanya diharapkan mengurus diri mereka dan keluarga dekat mereka. Oleh karena itu organisasi-organisasi yang beroperasi di dalam budaya kolektifistik lebih besar kemungkinanya untuk mengandalkan pengambilan keputusan kelompok daripada mereka yang daloam budaya individualistic yang penekananya ada pada pengambilan keputusan tersebut.
2.      Jarak kekuasaan besar versus kecil
Jarak kekuasaan adalah sejauh dimana para anggota masyarakat menerima distribusi masyarakat  yang tidak merata diantara individu-individu. Dalam masyarakat yang jarak kekuasaanya besar, para karyawan percaya bahwa penyelia mereka benar meskipun mereka salah. Dan dengan demikian para karyawan tidak mengambil prakarsa dalam pengambilan keputusan-keputusan yang tidak rutin.
3.      Penghindaran ketidakpastian yang kuat versus yang lemah
Ini adalah tingkat dimana anggota masyarakat merasa terancam oleh ambiguitas dan menolak mengambil resiko. Para karyawan. Didalam budaya menghindari resiko yang tinggi seperti jepang. Yunani dan Portugal. Cenderung tinggal di organisasi kita untuk masa yang lama mereka dari tingkat pengendalian resiko yang rendah seperti Denmark, amerika serikat dan singapura.
4.      Maskulinitas versus femininitas
Adalah derajat dimana nilai-nilai dominan dalam masyarakat menekankan ketegasan, akuisisi (usaha memperoleh) uang dan status, dan pencapaian imbalan organisasional yang simbolik maupun yang kelihatan, (maskulinitas) dibandingkan dengan tingkat/derajat sejauhmana penekanan hubungan-hubungan manusia perhatian terhadap orang lain dan kualitas hidup secara keseluruhan (feminintas)


Sabtu, 07 April 2012

Pemasaran Islami


Pasar syariah adalah pasar yang emosional (emotional market) dimana orang tertarik karena alasan keagamaan bukan karena keuntungan finansial semata, sedangkan pasar konvensional adalah pasar yang rasional (rational market) yaitu orang-orang cenderung berbisnis hanya untuk mendapatkan keuntungan finansial yang sebesar-besarnya tidak peduli apakah itu halal atau haram.
Praktik bisnis dan pemasaran sebenarnya bergeser dan mengalami transformasi dari level intelektual (rasional) ke emosional dan akhirnya ke spiritual. Pada akhirnya konsumen akan mempertimbangkan kesesuaian produk dan jasa terhadap nilai-nilai spiritual yang diyakininya.
Di level intelektual (rasional), pemasar menyikapi pemasaran secara fungsional-teknikal dengan menggunakan sejumlah tools pemasaran, seperti segmentasi, targeting, positioning, marketing-mix, branding, dan sebagainya. Kemudian di level emosional, kemampuan pemasar memahami emosi dan perasaan pelanggan menjadi penting. Disini pelanggan dilihat sebagai manusia seutuhnya, lengkap dengan emosi dan perasaannya. Beberapa konsep pemasaran yang ada pada level emosional ini antara lain experiential marketing dan emotional branding. Setelah banyak terjadi skandal keuangan, era pemasaran telah bergeser lagi kearah spiritual marketing. Pada level ini pemasaran sudah disikapi sebagai “bisikan nurani” dan “panggilan jiwa”, prinsip-prinsip kejujuran, empati, cinta, dan kepedulian terhadap sesama menjadi sangat dominan.
Dalam bahasa syariah, spiritual mareketing adalah tingkatan “pemasaran langit”, yang karena didalam keseluruhan prosesnya tidak ada yang bertentangan dengan prinsip-prinsip muamalah, ia mengandung nilai-nilai ibadah, yang menjadikannya berada pada puncak tertinggi dalam pemasaran atau muamalah.
ö@è% ¨bÎ) ÎAŸx|¹ Å5Ý¡èSur y$uøtxCur ÎA$yJtBur ¬! Éb>u tûüÏHs>»yèø9$# ÇÊÏËÈ  
Ya Allah aku berikrar, sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam”. QS Al-An’am (6): 162.
Dalam syariah marketing, bisnis yang disertai keikhlasan semata-mata hanya untuk mencari keridhaan Allah, maka seluruh bentuk transaksinya insya Allah menjadi nilai ibadah di hadapan Allah swt. Ini akan menjadi bibit dan modal dasar baginya untuk tumbuh menjadi bisnis yang besar, yang memiliki spiritual brand, yang memiliki karisma, keunggulan, dan keunikan yang tak tertandingi.
Faktor sipritual merupakan faktor kunci terakhir yang harus dimiliki seorang pemimpin dalam suatu perusahaan. Seorang pemimpin harus memiliki empat style, yaitu Pathfinding (perintisan), Aligning (penyelarasan), Empowering (pemberdayaan), dan Modeling (panutan). Pada bagian akhir disebutkan pemimpin harus menjadi panutan, maksudnya adalah pemimpin harus mampu menyatukan kata dengan perbuatan, dan pemimpin adalah orang yang layak dipercaya (jujur). Allah berfirman,
Ÿwur (#qÝ¡yö7s? }¨$¨Z9$# óOèduä!$uô©r& Ÿwur (#öqsW÷ès? Îû ÇÚöF{$# tûïÏÅ¡øÿãB ÇÊÑÌÈ  
dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan”. QS As-Syu’ara’ (26): 183.
Konsep keadilan ekonomi dalam Islam mengharuskan setiap orang mendapatkan haknya dan tidak mengambil hak atau bagian orang lain. Rasulullah bersabda; “Wahai manusia, takutlah akan kedzaliman (ketidakadilan), sebab sesungguhnya dia akan menjadi kegelapan pada hari pembalasan nanti” (HR Imam Ahmad). Karena itu, pengelola bisnis yang didasarkan atas semangat spiritual, di masa depan akan menjadi suatu kebutuhan bagi para pelaku profesional.
Bisnis berlandaskan syariah sangat mengedepankan sikap dan perilaku yang simpatik, selalu bersikap bersahabat dengan orang lain, dan orang lainpun dengan mudah bersahabat dan bermitra dengan kita. Rasulullah pernah bersabda; “Semoga Allah memberikan rahmat-Nya kepada orang yang murah hati (sopan) pada saat dia menjual, membeli, atau saat dia menuntut haknya” .
Ÿwur öÏiè|Áè? š£s{ Ĩ$¨Z=Ï9 Ÿwur Ä·ôJs? Îû ÇÚöF{$# $·mttB ( ¨bÎ) ©!$# Ÿw =Ïtä ¨@ä. 5A$tFøƒèC 9qãsù ÇÊÑÈ   ôÅÁø%$#ur Îû šÍô±tB ôÙàÒøî$#ur `ÏB y7Ï?öq|¹ 4 ¨bÎ) ts3Rr& ÏNºuqô¹F{$# ßNöq|Ás9 ÎŽÏJptø:$# ÇÊÒÈ  
Allah berfirman:“dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai”. QS Luqman (31): 18-19.
Suatu bisnis, sekalipun bergerak dalam bisnis yang berhubungan dengan agama, jika tidak mampu memberikan kebahagiaan kepada semua pihak, berarti belum melaksanakan spiritual marketing. Sebaliknya, jika dalam berbisnis kita sudah mampu memberikan kebahagiaan, menjalankan kejujuran, dan keadilan, sesungguhnya kita telah menjalankan spiritual marketing, apapun bidang yang kita geluti.
Ada 4 karakteristik Pemasaran Islami (syariah marketing) yang dapat menjadi panduan bagi para pemasar sebagai berikut:
1.                  Teistis (rabaniyyah)
2.                  . Etis (akhlaqiyyah)
3.                  . Realistis (al-waqi’iyyah)
4.                  . Humanistis (insaniyyah)

Teistis (Rabbaniyyah)

Salah satu ciri khas syariah marketing yang tidak dimiliki dalam pemasaran konvensional yang dikenal selama ini adalah sifat yang religius (dinniyah). Kondisi ini tercipta tidak karena keterpaksaan, tetapi berangkat dari kesadaran akan nilai-nilai religius, yang dipandang penting dan mewarnai aktivitas pemasaran agar tidak terperosok kedalam perbuatan yang dapat merugikan orang lain.
Jiwa seorang syariah marketer menyakini bahwa hukum-hukum syariat yang teistis atau bersifat ketuhanan ini adalah hukum yang paling sempurna. seorang syariah marketer meyakini bahwa Allah swt. selalu dekat dan mengawasinya ketika dia sedang melaksanakan segala macam bentuk bisnis. Dia pun yakin bahwa Allah swt. akan meminta pertanggung jawaban darinya atas pelaksanaan syariat itu pada hari ketika semua dikumpulkan untuk diperlihatkan amal-amalnya (di hari kiamat).
Etis (Akhlaqiyyah)
Sifat etis ini sebenarnya merupakan turunan dari sifat teistis. Dengan demikian, syariah marketing adalah konsep pemasaran yang sangat mengedepankan nilai-nilai moral dan etika, tidak peduli apapun agamanya. Karena nilai etika adalah nilai yang bersifat universal, yang diajarkan oleh semua agama.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Allah swt. memberikan petunjuk melalui para rasul-Nya yang meliputi segala sesuatu yang dibutuhkan manusia, baik akidah, akhlak (moral, etika), maupun syariah. Dua komponen pertama, akidah dan akhlak bersifat konstan, keduanya tidak mengalami perubahan apapun dengan berbedanya waktu dan tempat. Sedangkan syariah senantiasa berubah sesuai dengan kebutuhan dan taraf peradaban manusia, yang berbeda-beda sesuai dengan rasulnya masing-masing.
Realistis (Al-Waqi’iyyah)Syariah marketing bukanlah konsep yang eksklusif, fanatis, anti-modernitas, dan kaku. Syariah marketing adalah konsep pemasaran yang fleksibel, sebagaimana keluwesan syariah Islamiyah yang melandasinya.
Syariah marketer bukanlah berarti para pemasar itu harus berpenampilan ala bangsa Arab dan mengharamkan dasi karena dianggap merupakan simbol masyarakat barat. Syariah marketer adalah para pemasar profesional dengan penampilan yang bersih, rapi, dan bersahaja, apapun model atau gaya berpakaian yang dikenakannya. Mereka bekerja dengan profesional dan mengedepankan nilai-nilai religius, kesalehan, aspek moral, dan kejujuran dalam segala aktivitas pemasarannya.
Humanistis (Al-insaniyyah) adalah bahwa syariah diciptakan untuk manusia agar derajatnya terangkat, sifat kemanusiaannya terjaga dan terpelihara, serta sifat-sifat kehewanannya dapat terkekang dengan panduan syariah. Dengan memiliki nilai humanistis ia menjadi manusia yang terkontrol, dan seimbang (tawazun), bukan manusia yang serakah, yang menghalalkan segala cara untuk meraih keuntungan yang sebesar-besarnya. Bukan menjadi manusia yang bahagia diatas penderitaan orang lain atau manusia yang kering dengan kepedulian sosial.
Syariat Islam adalah syariah humanistis (insaniyyah). Syariat Islam diciptakan untuk manusia sesuai dengan kapasitasnya tanpa menghiraukan ras, warna kulit, kebangsaan, dan status. Hal inilah yang membuat syariah memiliki sifat universal sehingga menjadi syariat humanistis universal.
2.2  Prinsip-prinsip Pemasaran dalam Perspektif Al-Qur’an
 Kegiatan utama pemasaran atau juga disebut sebagai marketing mix adalah perangkat perusahaan yang terdiri dari 4 prinsip yaitu produk, harga, promosi, tempat atau distribusi.
1.    Produk/barang
Produk merupakan hasil dari proses produksi perusahaan yang nantinya akan di jual perusahaan pada konsumen.  Dalam islam, barang yang akan dijual haruslah memberikan manfaat yang baik, tidak mudharat atau membahayakan bagi para konsumen, baik dari sisi kesehatan maupun moral.
$ygƒr'¯»tƒ â¨$¨Z9$# (#qè=ä. $£JÏB Îû ÇÚöF{$# Wx»n=ym $Y7ÍhsÛ Ÿwur (#qãèÎ6®Ks? ÏNºuqäÜäz Ç`»sÜø¤±9$# 4 ¼çm¯RÎ) öNä3s9 Arßtã îûüÎ7B ÇÊÏÑÈ  
168. Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.
Ayat ini sebagai tolak ukur bagi para manajer pemasaran untuk memasarkan produknya, yakni barang tersebut haruslah halal bagi para konsumen.

2.    Harga
Menentukan harga produk tidak semudah yang dibayangkan. Pertanyaan utamanya adalah, Bilamanakah harga produk atau jasa dapat diterima oleh pasar? Cara yang umum digunakan adalah dengan menggunakan patokan hitungan biaya produk tersebut dari awal disiapkan hingga siap jual.
Menentukan harga berdasarkan biaya dilakukan dengan menambahkan presentase margin tertentu ke biaya produk, dan presentase tersebut dianggap sebagai keuntungan. Persentase didapatkan sesuai dengan rata-rata margin di pasaran.
Dari Ibnu Mughirah terdapat suatu riwayat ketika Rasulullah s.a.w melihat seorang laki-laki menjual makanan dengan harga yang lebih tinggi daripada harga pasar. Rasulullah bersabda:“Orang-orang yang datang membawa barang ke pasar ini laksana orang berjihad fiisabilillah, sementara orang orang yang menaikkan harga (melebihi harga pasar) seperti orang yang ingkar kepada Allah”.
Penghargaan Islam terhadap mekanisme pasar berdasar pada ketentuan Allah bahwa perniagaan harus dilakukan secara baik dengan rasa suka sama suka (antaradim minkum/mutual goodwill). Dalam Al Qur’an surat An-Nisaa ayat 29, Allah SWT berfirman:
$ygƒr'¯»tƒ šúïÏ%©!$# (#qãYtB#uä Ÿw (#þqè=à2ù's? Nä3s9ºuqøBr& Mà6oY÷t/ È@ÏÜ»t6ø9$$Î/ HwÎ) br& šcqä3s? ¸ot»pgÏB `tã <Ú#ts? öNä3ZÏiB 4 Ÿwur (#þqè=çFø)s? öNä3|¡àÿRr& 4 ¨bÎ) ©!$# tb%x. öNä3Î/ $VJŠÏmu ÇËÒÈ  
29. “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu[287]; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”.
Allah melarang manusia memakan harta sesamanya dengan cara bathil yaitu tidak sesuai dengan hukum syar’i seperti riba, judi dan hal serupa lainnya yang penuh dengan tipu daya.  Ibnu Jarir berkata, “Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas ra, ada seseorang menjual baju.  Si penjual berkata, “Jika kamu suka anda dapat mengambilnya dan jika tidak anda dapat mengembalikannya dengan tambahan satu dirham. Karena kejadian tersebut, maka Allah SWT menurunkan ayat
$ygƒr'¯»tƒ šúïÏ%©!$# (#qãYtB#uä Ÿw (#þqè=à2ù's? Nä3s9ºuqøBr& Mà6oY÷t/ È@ÏÜ»t6ø9$$Î/
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil…..”.
(#qèù÷rr&ur Ÿ@øs3ø9$# #sŒÎ) ÷Läêù=Ï. (#qçRÎur Ĩ$sÜó¡É)ø9$$Î/ ËLìÉ)tFó¡ßJø9$# 4 y7Ï9ºsŒ ׎öyz ß`|¡ômr&ur WxƒÍrù's? ÇÌÎÈ    
35. dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan neraca yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
3.    Promosi
Aspek penting lainnya adalah mengenai promosi dari produk. Bagaimana suatu produk akan dikenalkan ke pasar agar pelanggan tergerak untuk membelinya. Dalam islam promosi diperbolehkan berdasarkan kejujuran atau amanat, tidak boleh melewati batas kebenaran dalam menyebutkan daganganya.
sebagaimana hadits Nabi Muhammad SAW yang dikutip oleh MA. Mannan (1997:296) yang artinya: ”Jauhkanlah dirimu dari banyak bersumpah dalam penjualan, karena sesungguhnya ía memanipulasi (iklan dagang) kemudian menghilangkan keberkahan. ”(HR. Muslim, An-Nasa’i dan lhnu Majah).
Islam menganjurkan pada umatnya dalam memasarkan atau mempromosikan produk dan menetapkan harga tdak boleh berbohong harus berkata jujur (benar). Oleh sebab itu, salah satu karakter berdagang yang terpenting dan diridhoi oleh Allah SWT adalah kebenaran. Sebagaimana dituangkan dalam hadits (Qardhawi, 1997:175) yang artinya: Pedagang yang benar dan terpercaya bergabung dengan para Nabi, orang-orang benar (siddiqin), dan para syuhada’ di Surga. (HR. Turmudzi).

4.    Tempat / distribusi
Tidak kalah penting adalah mengenai dimana produk tersebut yang akan ditawarkan tersebut mudah ditemukan oleh target pasar yang dituju. Pada beberapa industri, misalnya ritel atau restoran, masalah penempatan berarti sangat penting. Ungkapan “Lokasi, Lokasi, Lokasi” sebaiknya sangat diperhatikan oleh wirausaha, karena bisa jadi pemilihan lokasi tempat usaha yang buruk dapat berakibat langsung kepada kegagalan dari usaha yang dijalankan.