BAB
II
PEMBAHASAN
Meskipun terdapat hampir sama banyaknya jumlah definisi
mengenai kebudayaan dengan jumlah antropolog, sebagian besar ahli antropologi
memandang kebudayaan sebagai keseluruhan kepercayaan, aturan , tekhnik,
lembaga, dan artefak ciptaan manusia yang mencirikan populasi manusia. Dengan
perkataan lain, kebudayaan terdiri atas pola-pola yang dipelajari mengenai
perilaku yang umum bagi anggota dari masyarakat tertentu, yaitu gaya hidup yang
unik dari suatu kelompok orang tertentu. Kebanyakan antropolog
juga sepakat bahwa:
1. Budaya
dipelajari, bukan pembawaan sejak lahir.
2. Berbagi
aspek budaya saling berhubungan.
3. Kebudayaan
adalah berbagi.
4. Kebudayaan
menentukan batas-batas dari kelompok berbeda
Budaya
mempengaruhi semua fungsi bisnis
1.Pemasaran
Dalam
pemasaran misalnya beraneka sikap dan nilai menghambat banyak perusahaan untuk
menggunakan bauran pemasaran yang sama di semua pasar. Contoh: meskipun untuk
memperoleh pengetahuan mengenai budaya jepang memakan waktu dan mahal, ternyata
P&G adalah perusahaan yang belajar dengan baik. Baru pada tahun 1995,
delapan tahun setelah kesulitan yang dihadapinya dengan deterjen cheer,
perusahaan itu kembali memasuki pasar sabun yang sepenuhnya dikendalikan oleh
dua produk konsumen jepang yang kuat yaitu kao dan Lion corporation. Hanya
dalam waktu dua tahun kemudian.
Pada tahun 1992, ketika kantor pusat perusahaan
mengatakan kepada cabangnya di jepang guna mencari pasar-pasar baru untuk
mencari produk-produk perusahaan yang kuat di belahan lain dunia, P&G
jepang mengirimkan para peneliti untuk mempelajari kebiasaan mencuci piring
orang jepang . mereka menemukan bahwa ibu-ibu rumah tangga di jepangmenggunakan
lebih banyak deterjen daripada yang sebenarnya diperlukan. Hal
ini menunjukkan bahwa para konsumen menginginkan sabun yang lebih kuat, yang
diciptakan laboratorium sabun P&G. Pesan pemasaranya sederhana: sedikit joy
membersihkan lebih baik namun lembut di tangan. Pesan ini mengena. Kata seorang
ibu rumah tangga jepang yang melihat iklan percobaan itu, segera pergi untuk
membeli satu botol, “lemak di produk Tupperware merupakan hal yang sulit
dihilangkan. Saya harus mencobanya. “
2. Manajemen sumber daya
manusia
Budaya
nasional juga merupakan kunci penentu untuk mengevaluasi para manajer. Di
Amerika Serikat, hasil umumnya merupakan criteria bagi pemilihan dan promosi
para eksekutif. Tetapi di inggris seorang manajer Amerika mengeluh karena
orang-orang yang dipromosikan dengan mempertimbangkan sekolah yang telah
dihadirinya dan latar belakang keluatga mereka. Namun bukan karena
keberhasilanya.
Budaya
nasional juga merupakan kunci penentu untuk mengevaluasi para manajer. Di
amerika serikat, hasil umumnya merupakan kriteria bagi pemilihan dan promosi
para eksekutif. Tetapi di inggris, seorang manajer amerika serikat mengeluh
karena orang-orang dipromosikan dengan mempertimbangkan sekolah yang telah
dihadirinya dan latar belakang keluarga mereka, namun bukan karena
keberhasilanya. Ikatan almamater juga penting di prancis.
3. Produksi dan keuangan
Permasalahan
personalia muncul akibat perbedaan dari perbedaan sikap terhadap penguasa, yang
merupakan variable sosiokultural antar lain. Para manajer produksi menemukan
bahwa sikap terhadap perubahan dapat berpengaruh serius terhadap penerimaan
metode produksi baru.komponen-komponan sosiokultural, tentunya jelas bahwa
untuk berhasil dalam hubungan mereka dengan orang-orang di Negara lain, para
pelaku bisnis internasional harus menjadi murid budaya, mereka harus menjadi
murid factual, yang relatif mudah diperoleh, tetapi mereka juga harus sensitif
terhadap perbedaan-perbedaan budaya, dan hal ini lebih sulit. Sebagaimana
dilihat merekomendasikan agar menghabiskan seumur hidup di suatu Negara, atau
jika tidak demikian, menjalani program ekstensif untuk mempelajari apa
kebudayaan internasional bahkan tidak memiliki kesempatan untuk orientasi
wilayah. Namun mereka dapt mengambil langkah pertama yang penting dengan
menyadari bahwa ada budaya lain.
Konsep budaya adalah sedemikian
luasnya sehingga para ahli etnologi (antropologi budaya) sekalipun telah
membaginya menjadi berbagai topik untuk memudahkan studinya. Daftar topik yang
semacam itu akan memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai apa budaya itu
dan juga bisa berfungsi sebagai pedoman bagi para manajer internasional ketika
mereka menganalisis permasalahan khusus dari sudut pandang sosiokultural.
Para
ahli sangat bervariasi mengenai apa yang mereka anggap sebagai komponen budaya,
tetapi daftar berikut ini mewakilli pemikiran terhadap budaya adalah:
1. Estetika
Estetika
berkaitan dengan rasa keindahan, budaya, dan selera yang baik, serta
diungkapkan dalam seni, drama, music, cerita rakyat dan tari-tarian.
a. Seni.
Yang sangat menarik bagi para pelaku bisnis internasional adalah aspek-aspek
formal dari seni, warna dan bentuk karena arti-arti simbolis yang dimilikinya.
b. Musik
dan cerita rakyat. Iklan-iklan music pada umunya popular di seluruh dunia.
Tetapi, para agen pemasaran harus mengetahui jenis music yang disukai tiap-tiap
pasar. Mereka yang ingin membaurkan dirinya dalam suatu budaya menganggapnya
bermanfaat untuk mempelajari cerita rakyat, yang dapat mengungkapkan banyak hal
mengenai cara hidup suatu masyarakat.
2. Sikap
dan kepercayaan.
Setiap budaya memiliki seperangkat sikap dan
kepercayaan yang mempengaruhi hampir seluruh aspek dari perilaku manusia dan
membantu membawa ketertiban kepada masyarakat dan individu-individunya. Ini
termasuk sikap terhadap waktu, terhadap pencapaian dan pekerjaan, serta
terhadap perubahan.
a. Sikap
terhadap waktu. Karakteristik cultural ini barangakali menimbulkan lebih banyak
persoalan adaptasi. Bagi orang amerika di luar negeri dibandingkan dengan yang
lainya. Waktu adalah penting di amerika serikat. Jika kita harus menunggu
melebihi jam yang telah dijanjikan untuk menemui seseorang, dapat diasumsikan
bahwa orang ini tidak menganggap pertemuan itu penting.
b. Sikap
terhadap pencapaian dan pekerjaan. Orang jerman menempatkan bersenang sebagai
yang pertama dan bekerja sebagai yang kedua, dan hal itu adalah sebaliknya jika
di amerika serikat. Di Negara-negara industri tren yang sebaliknya dilihat
setelah mencapai puncaknya pada 43,3 jam per minggu di tahun 1994, rata-rata
per minggu untuk para pekerja produksi AS jatuh menjadi 42,6 jam di tahun 1996.
rata-rata tahun 1996 untuk jerman dan prancis masing-masing adalah 39,0 dan
38,3 jam bahkan rata-rata mingguan jepang yang mencapai 43 jam di tahun 1988,
turun menjadi 39,5 jam pada tahun 1996. faktanya, pada tahun 2001, banyak
pekerja jepang yang bekerja hampir 25 jam lebih sedikit dibandingkan dengan
rekan-rekanya di tahun 1988.
c. Sikap
terhadap perubahan . perusahaan amerika, yang terbiasa dengan penerimaan yang
cepat dari orang amerika akan sesuatu yang baru, sering kali heran sesuatu yang
baru tidak membawa semacam keajaiban di pasar, di mana sesuatu yang telah
dicoba dan dibuktikan lebih disukai
daripada yang tidak dikenal. Orang-orang eropa sangat gemar mengingatkan orang
amerika bahwa Amerika adalah Negara muda yang kekurangan tradisi. Ide baru.
Tetapi tidak disangkal lagi, perusahaan internasional adalah agen perubahan,
dan karyawan mereka harus mampu mengatasi penolakan terhadap perubahan
tersebut. Dengan perkataan lain, semakinkonsisten suatu ide baru dengan sikap
dan pengalaman masyarakat , maka semakin cepat ide akan diadopsi.
3. Agama
Suatu
komponen kebudayaan yang penting, bertanggung jawab atas banyak dari sikap dan
kepercayaan yang mempengaruhi perilaku manusia. Suatu pengetahuan mengenai
prinsip-prinsip dasar dari beberapa agama besar akan memberikan pemahaman yang
lebih baik mengenai mengapa sikap orang bervariasi dari suatu Negara ke Negara
lain.
a. Etika kerja.
Baru saja telah
disebutkan perbedaan-perbedaan yang menonjol dalam sikap terhadap pekerjaan dan
pencapaian. Orang-orang eropa dan amerika pada umumnya memandang pekerjaan
sebagai kebijakan moral dan melihat pengangguran sebagai sesuatu yang tidak
menyenangkan . pandangan ini sebagaian muncul dari etika kerja protestan
seperti yang dinyatakan oleh luther dan calvin, yang percaya bahwa tugas
orang-orang kristen untuk memuliakn tuhan dengan bekerja keras dan berhemat.
Di negara Asia,
dimana konfusianisme adalah kuat, sikap yang sama terhadap pekerjaan disebut
sebagai etika kerja konfusius, etika kerja Islam yang umum di Timur tengah dan
di jepang, itu disebut etika kerja shinto yang merupakan agama utama bangsa
tersebut.
b. agama-agama Asia
Orang orang
dari dunia barat akan menghadapi pengertian yang sangat berbeda tentang Tuhan,
masyarakat dan realitas di dalam agama-agama Asia. Dalam tradisi Yahudi
kristen, dunia ini adalah nyata dan penting karena diciptakan oleh Tuhan.
Manusia adalah sama pentingnya, demikian pula waktu, karena waktu dimulai
dengan penciptaan Tuhan dan akan berakhir ketika kehendaknya telah terpenuhi.
Dalam hal ini adalah persebaran agama-agama di sunia
·
Hinduisme: India, bangladesh dan pakistan
·
Budhisme : india, bhutan, myanmar, tibet dan Thailand
·
Jainisme : Bhutan dan india
·
Sikh : India
·
Konfusiunisme : Tiongkok
·
Shintoisme : Jepang
·
Islam :Timur tengah, indonesia dan belahan Afrika utara
·
Kristen : belahan Eropa, Amerika dan Australia.
4. Budaya
material
Kebudayaan
material merujuk kepada semua objek buatan manusia dan berkaitan dengan
bagaimana orang membuat benda-benda (teknologi) dan siapa membuat apa dan
mengapa (ilmu ekonomi)
a. Teknologi.
Teknologi dari suatu masyarakat adalah bauran pengetahuan yang dapat digunakan,
yang diterapkan oleh masyarakat tersebut dan diarahkan kepada pencapaian tujuan
–tujuan ekonomi dan budaya. Teknologi ada dalam berbagai bentuk di setiap
organisasi budaya. Teknologi adalah signifikan dalam upaya dari negar-negara
berkembang untuk meningkatkan taraf hidup mereka dan merupakan factor vital
dalam strategi persaingan perusahaan multinasional. Keunggulan teknologi
tentunya merupakan tujuan kebanyakan perusahaan, tetapi teknologi terutama
penting bagi perusahaan internasional karena.
·
Keunggulan
teknologi memungkinkan suatu perusahaan untuk menjadi kompetitif atau memegang
kepemimpinan di dalam pasar dunia.
·
Keunggulan
teknologi dapat dijual dengan lisensi dan kontrak manajemen atau dapat
dilembagakan dalam produk-produk perusahaan.
·
Keunggulan
teknologi dapat memberikan kepada perusahaan kepercayaan untuk memasuki pasar
luar negeri.
·
Keunggulan
teknologi memunginkan perusahaan untuk memperoleh syarat-syarat investasi luar
negeri yang lebih baik dari biasanya karena pemerintah tuan rumah menginginkan
teknologi yang hanya dimilik perusahaan itu.
·
Keunggulan
teknologi dapat memungkinkan suatu perusahaan dengan posisi ekuitas minoritas
untuk mengendalikan usaha patungan dan menganggapnya sebagai pasar yang telah
dikuasai untuk input setengah jadi yang dproduksi olehnya.
·
Keunggulan
teknologi dapat mengubah pembagian kerja internasional .
·
Keunggulan
teknologi menyebabkan perusahaan-perusahaan besar membentuk aliansi kompetitif
di mana tiap-tiap mitra berbagi teknologi serta biaya penelitian dan
pengembangan yang tinggi.
b. Aspek-aspek budaya
dari teknologi. Aspek-aspek budaya dari teknologi tentunya penting bagi para
manajer internasional, karena berbagai metode produksi dan produk baru sering
kali mengharuskan orang untuk mengubah kepercayaan dan pandangan hidupnya.
c. Dualisme teknolgi.
Dualisme teknologi adalah fitur menonjol pada banyak negara berkembang. Di
negara yang sama, suatu sektor industri mungkin maju secara teknologi dengan
produktifitas yang tinggi; sementara tekhnik-tekhnik produksi di sektor yang
lain mungkin kuno dan padat karya. Keadaan ini mungkin disebabkan oleh desakan
pemerintah tuan rumah agar investor asing hanya mengimpor mesin-mesin yang
paling modern daripada mengimpor peralatan bekas yang mungkin dapat digunakan.
d. Teknologi tepat
guna. Daripada memilih salah satu diantara proses padat karya dan modal, banyak
pakar di pembangunan ekonomi merekomendasikan teknologi tepat guna, yang dapat
berupa teknologi padat karya, teknologi menengah atau teknologi padat modal. Idenya
adalah memilih karya, teknologi menengah atau teknologi padat modal.
e. GNI tinggi- tingkat
teknologi tinggi. Perbedaan dalam tingkat teknologi antar negara digunakan
sebagai dasar untuk menilai apakah
negara tersebut maju atau berkembang .
\
5. Pendidikan
Meskipun
pendidikan dalam arti yang paling luas dapat dianggap sebagai bagian dari
proses belajar yang memperlengkapi seorang individu untuk mengambil perananya
di dalam masyarakat dewasa, hampir setiap orang menyamakan pendidikan dengan
sekolah formal.
a. Ukuran
pendidikan. Perusahaan yang bermaksud melakukan investasi di luar negeri tidak
mempunyai indicator-indikator mengenai tingkat pendidikan dari penduduk suatu
Negara kecuali ukuran biasa untuk pendidikan formal : tingkat melek huruf,
jenis sekolah, jumlah sekolah dan muridnya, serta mungkin juga jumlah
pengeluaran per kapita untuk pendidikan. Data yang semacam itu merendakan
ukuran dari kelompok yang terlatih secara kejuruan di banyak Negara, dimana
orang mempelajari perdagangan melalui magang yang dimulai pada usia yang sangat
dini.
b. Bauran
pendidikan. Hingga tahun 1970-an, ada perasaan bahwa para manajer dilahirkan
dan bukan dibuat, dan bahwa mereka hanya dapat dilatih dsambil bekerja. Dengan
demikian permintaan akan pendidikan bisnis formal sedikit jumlahnya. Tetapi,
gabungan dari berbagai factor telah menyebabkan berkembangnya sekolah-sekolah
bisnis di eropa yang polanya meniru eropa. Ketika Negara berkembang menjadi
Negara industri, terdapat persaingan yang lebih tinggi di pasar, dan
peluang-peluang kerja untuk insinyur dan lulusan bisnis sekolah meningkat.
Tidak hanya perusahaan multinasional yang merekrut karyawan demikian, tetapi
juga perusahaan-perusahaan local melakukanya ketika mereka menyadari bahwa
persainag baru memaksa mereka untuk meningkatkan efesiensi operasionalnya.
c. Brain
Drain. Hampir semua Negara berkembang yakin bahwa pembangunan ekonomi tidak
mungkin dilaksanakan tanpa pengembangan sumber daya manusia, dan selama dua
dekade terakhir khususnya, pemerintah mungkin telah melakukan investasi
berlebihan pada pendidikan tinggi dalam hubungan dengan permintaan akan
mahasiswa. Hasilnya adalah meningkatnya pengangguran diantara orang-orang
terdidik, dimana hal ini telah menyebabkan terjadinya braindrain yaitu migrasi
para professional ke Negara industri.
6. Bahasa
Perbedaan
budaya yang paling kelihatan bagi para pendatang baru dalam bisnis
internasional adalah cara berkomunikasi. Perbedaan dalam bahasa percakapan
sudah dapat dilihat, dan setelah berada beberapa saat dalam budaya baru itu,
menjadi jelaslah bahwa ada juga variasi dalam bahasa yang tidak diucapakan.
a. Bahasa menggambarkan budaya. Bahasa percakapan
memisahkan budaya persis seperti hambatan-hambatan fisik. Faktanya tidak ada
yang menyamai bahasa percakapan untuk membedakan suatu budaya dari budaya lain.
b. Bahasa asing. Ketika ada banyak bahasa percakapan di
dalam suatu negara, satu bahasa asing biasanya berlaku sebagai kendaraan utama
untuk berkomunikasi lintas budaya.
c. Bahasa inggris, bahasa penghubung bisnis. Ketika
seorang pelaku bisnis berkebangsaan swedia berbicara dengan seorang pebisnis
jepang. Percakapan tersebut umumnya menggunakan bahasa inggris. Penggunaan
bahasa inggris sebagi lingua franca bisnis telah berkembang begitu cepat di
eropa sehingga lebih dari setengah orang dewasa di eropa dapat berbicara dalam
bahasa inggris.
d. Harus berbicara
dalam bahasa lokal. Meskipun semakin banyak para pelaku bisnis bicara dalam
bahasa inggris, ketika mereka membeli, mereka memaksa untuk melakukan bisnis
dalam bahasa mereka sendiri. Penjual yang dapat melakukan ini memiliki
kelebihan dalam persaingan.
e. Memakai terjemahan kembali. Untuk menghindari
kesalahan dalam penerjemahan, agen pemasaran yang berpengalaman akan lebih
menyukai apa yang sebenarnya merupakan penerjemahan kembali. Yang pertama
dibuat oleh orang pribumi yang menguasai dua bahasa. Kemudian hasilnya
diterjehmakan orang asing yang menguasai dua bahasa tersebut.
f.
Bahasa pemeberian hadiah . pemberiani hadiah adalah aspek penting dalam
kehidupan setiap pelaku bisnis, baik di negaranya maupun di luar negeri.
Hiburan di luar jam kantor dan saling bertukar cinderamata merupakan bagian
dari proses untuk berkenalan dengan lebih baik. Kendati demikian, etika atau
bahasa pemberian hadiah bervariasi antar budaya sama seperti bahasa percakapan
yang digunakan. Dan meskipun biasanya orang asing akan dimaafkan karena tidak
mengetahui bahasa tersebut, tentunya mereka dan hadiah-hadiah mereka akan
diterima lebih baik apabila mereka mengikuti kebiasaan setempat.
·
Hadiah-hadiah
yang dapat diterima : orang jepang menggunakan pemberian cinderamata untuk
menyampaikan perhatian dan tenggang rasa kepada penerima yang telah beberapa
waktu member rasa percaya dan keyakinan kepada sang pemberi
·
Hadiah berbentuk
suap. Skandal-skandal pembayaran yang dipermasalahkan oleh pers dengan
membeberkan praktik pemberian hadiah yang sanagat mahal maupun uang kepada para
pejabat pemerintah yang posisinya bagus sebagai imbalan atas kebaikan khusus
seperti pesanan besar dan proteksi.
7.
Organisasi kemasyarakatan
Setiap masyarakat memiliki suatu struktur atau organisasi
yang pengaturan hubungan yang terpola, yang mendefinisikan dan
mengatur cara dengan mana anggota-anggotanya berinteraksi satu sama lain. Para antropolog pada umumnya mempelajari aspek budaya
penting ini dengan membaginya menjadi dua golongan kelembagaan: yang
berdasarkan pertalian keluarga dan yang berdasarkan asosiasi bebas dari
individu-individu.
8. karakteristik
hukum.
Setiap perusahaan jika masuk kedalam sebuah kebudayaan di
tiap negara pasti akan bersangkutan dalam suatu hukum yang ada dalam negara
tersebut baik dalam hukum bisnis, dagang maupun perniagaan.
9. Struktur
politik
Dalam negar struktur politik termasik dari faktor
kebudayaan yang turut diperhitungkan sebab ilmu politik adalah ilmu yang dapt
menghubungkan ke suatu proses ke pemerintahan baik otonomi dari tiap negara.
Untuk membantu
para manajer yang memahami banyak budaya nasional di mana perusahaan
beroperasi, Geert hofstede, seorang ahli psikolog swedia mewancarai ribuan
karyawan di 67 negara. Ia menemukan bahwa perbedaan-perbedaan dalam jawaban
mereka terhadap 32 pernyataan dapat didasarkan atas 4 dimensi nilai yaitu
1. Individualisme
versus kolektifisme
Menurut Hofstede, orang-orang di dalam budaya
kolektifstik menjadi bagian dari kelompok-kelompok yang menjaga loyalitas,
sementara orang-orang di dalam budaya individiualistik hanya diharapkan
mengurus diri mereka dan keluarga dekat mereka. Oleh karena itu
organisasi-organisasi yang beroperasi di dalam budaya kolektifistik lebih besar
kemungkinanya untuk mengandalkan pengambilan keputusan kelompok daripada mereka
yang daloam budaya individualistic yang penekananya ada pada pengambilan
keputusan tersebut.
2. Jarak
kekuasaan besar versus kecil
Jarak kekuasaan adalah sejauh dimana para anggota
masyarakat menerima distribusi masyarakat yang tidak merata diantara individu-individu.
Dalam masyarakat yang jarak kekuasaanya besar, para karyawan percaya bahwa
penyelia mereka benar meskipun mereka salah. Dan dengan demikian para karyawan
tidak mengambil prakarsa dalam pengambilan keputusan-keputusan yang tidak
rutin.
3. Penghindaran
ketidakpastian yang kuat versus yang lemah
Ini adalah tingkat dimana anggota masyarakat merasa
terancam oleh ambiguitas dan menolak mengambil resiko. Para karyawan. Didalam
budaya menghindari resiko yang tinggi seperti jepang. Yunani dan Portugal.
Cenderung tinggal di organisasi kita untuk masa yang lama mereka dari tingkat
pengendalian resiko yang rendah seperti Denmark, amerika serikat dan singapura.
4. Maskulinitas
versus femininitas
Adalah derajat dimana nilai-nilai dominan dalam
masyarakat menekankan ketegasan, akuisisi (usaha memperoleh) uang dan status,
dan pencapaian imbalan organisasional yang simbolik maupun yang kelihatan,
(maskulinitas) dibandingkan dengan tingkat/derajat sejauhmana penekanan
hubungan-hubungan manusia perhatian terhadap orang lain dan kualitas hidup
secara keseluruhan (feminintas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar