MANUSIA DAN KEINDAHAN
A.
Pengertian
Keindahan
Kata keindahan berasal dan kata indah, artinya bagus, permai,
cantik, elok, molek, dan sebagainya. Benda yang mempunyai sifat indah ialah
segala hasil seni, pemandangan alam, manusia, rumah, tatanan, perabot rumah
tangga, suara, wama, dan sebaginya. Kawasan keindahan bagi manusia sangat luas,
seluas keanekaragaman manusia dan sesuai pula dengan perkembangan peradaban
teknologi, sosial, dan budaya. Karena itu keindahan dapat dikatakan, bahwa
keindahan merupakan bagian hidup manusia. Keindahan tak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia. Dimanapun kapan pun dan siapa saja dapat menikmati
keindahan.
Keindahan adalah identik dengan kebenaran. Keindahan kebenaran dan
kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan
mempunyai daya tarik yang selalu bertambah. Yang tidak mengandung kebenaran
berarti tidak indah. Karena itu timan lukisan Monalisa tidak indah, karena
dasamya tidak benar. Sudah tentu kebenaran disini bukan kebenaran ilmu,
melainkan kebenaran menurut konsep seni. Dalam seni, seni berusaha memberikan
makna sepenuh-penuhnya mengenai obyek yang diungkapkan. Keindahan juga bersifat
universal. artinya tidak terikat oleh selera perseorangan, waktu dan tempat,
selera mode, kedaerahan atau lokal.
Sebenamya sulit
bagi kita untuk menyatakan apakah keindahan itu. Keindahan itu suatu konsep
abstrak yang tidak dapat dinikmati karena tidak jelas. Keindahan itu baru jelas
jika telah dihubungkan dengan sesuatu yang berwujud atau suatu karya. Dengan
kata lain keindahan itu baru dapat dinikmati jika dihubungkan dengan suatu
bentuk. Dengan bentukitu keindahan dapat berkomunikasi, Jadi, sulit bagi kita
jika berbicara mengenai keindahan, tetapi jelas bagi kita jika berbicara
mengenai sesuatu yang indah. Keindahan hanya sebuahkonsep, yang barn berkomunikasi
setelah mempunyai bentuk, misalnya lukisan, pemandangan alam, tubuh yang molek,
film, nyanyian.
Menurut The
Liang Gie dalam bukunya "Garis besar estetika", Menurut asal katanya,
dalam bahasa Inggris keindahan itu diterjemahkan dengan kata
"beutiful" dalarn bahasa Perancis "beau", sedang ltalia dan
spanyol "bello" berasal dari kata latin "bellum". Akar
katanya adalah "bonum" yang berarti kebaikan, kemudian mempunyai
bentuk pengecilan menjadi "bonellum" dan terakhir diperpendek
sehingga ditulis "bellum Menurut cakupannya orang harus membedakan antara
keindahan sebagai suatu kwalita abstrak dan sebagai sebuah benda tertentu yang
indah. Untuk perbedaan ini dalam bahasa Inggris sering dipergunakan istilah
beauty (keindahan) dan the beautiful (benda atau hal yang indah). Dalam
pembatasan filsafat kedua pengertian itu kadang-kadang dicampuradukkan saja
Disamping itu terdapat pula perbedaan menurnt luasnya pengertian, yakni :
a) keindahan dalam arti yang luas
a) keindahan dalam arti yang luas
Keindahan
dalarn arti luas mernpakan pengertian semula dari bangsa Yunani dulu yang
didalamnya tercakup pula kebaikan. Plato misalnya menyebut tentang watak yang
indahdan hukum yang indah, sedang Aristoteles merumuskan keindahan sebagi
sesuatu yang selainbaik. juga menyenangkan. Plotinus menulis tentang ilmu yang
indah dan kebajikan yangindah. Orang Yunani dulu berbicara pula mengenai buah
pikiran yang indah dan adat kebiasaanyang indah. Tapi bangsa Yunani juga
mengenal pengertian keindahan dalam arti estetis yangdisebutnya 'symmetria'
untuk keindahan berdasarkan penglihatan ( misalnya pada karyapahat dan
arsitektur) dan harmonia untuk keindahan berdasarkan pendengaran (musik).
Jadipengertian keindahan yang seluas-luasnya meliputi :
1. keindahan seni
2. keindahan alam
3. keindahan moral
4. keindahan intelektual
b) keindahan dalam arti estetis murni
1. keindahan seni
2. keindahan alam
3. keindahan moral
4. keindahan intelektual
b) keindahan dalam arti estetis murni
Keindahan dalam
arti estetis murni menyangkut pengalaman estetis dari seseorang dalam
hubungannya dengan segala sesuatu yang dicerapnya.
c) keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan
c) keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan
keindahan
dalarn arti terbatas lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda
yang dicerapnya dengan penglihatan, yakni berupa keindahan dari bentuk dan
warna.
B.
Perkembangan Kesenian
Perkembangan
suatu kesenian selalu bermula dari tingkatan kesenian yang paling sederhana
yang tidak mungkin langsung mencapai puncak perkembangan. Kesenian berkembang
mengikuti perubahan zaman dan berdasarkan kurun waktu. Di bidang seni rupa,
ditinjau dari perkembangan dan kurun waktunya sejak zaman prasejarah hingga
sekarang, maka karya seni yang dihasilkan dapat dikelompokkan dalam jenis seni
primitif, seni klasik, seni tradisional, seni modern, dan seni kontemporer.
1.
Seni
Primitif
Seni
primitif berkembang pada zaman prasejarah, yang mana tingkat kehidupan manusia
pada masanya sangat sederhana sekali dan sekaligus merupakan ciri utama,
sehingga manusianya disebut orang primitif. Hal ini berpengaruh dalam
kebudayaan yang mereka hasilkan.
Mereka
menghuni goa-goa, hidup berpindah-pindah (nomaden) dan pekerjan berburu
binatang. Di bidang kesenian, karya seni yang dihasilkan juga sangat sederhana,
namun memiliki nilai tinggi sebagai ungkapan ekspresi mereka. Peninggalan karya
seni yang dihasilkan berupa lukisan binatang buruan, lukisan cap-cap tangan
yang terdapat pada dinding goa, seperti pada dinding goa Leang-leang di
Sulawesi Selatan, goa-goa di Irian Jaya, dan pada dinding goa Almira Spanyol.
Selain
karya lukisan, terdapat juga hiasan-hiasan pada alat-alat perburuan mereka yang
berupa goresan-goresan sederhana. Karya seni yang dihasilkan hanya merupakan
ekspresi perasaan mereka terhadap dunia misterius atau alam gaib yang merupakan
simbolis dari perasaan-perasaan tertentu, seperti perasaan takut, senang dan
perdamaian. Ciri-ciri lain dari seni premitif yaitu goresannya spontannitas,
tanpa perspektif, dan warna-warnanya terbatas pada warna merah, coklat, hitam,
dan putih.
2.
Seni
Klasik
Kesenian
klasik merupakan puncak perkembangan kesenian tertentu, yang mana tidak dapat
berkembang lagi (mandeg). Karya seni yang dianggap klasik memiliki kriteria
sebagai berikut : (1) Kesenian yang telah mencapai puncak (tidak dapat
berkembang lagi), (2) merupakan standarisasi dari zaman sebelum dan sesudahnya,
dan (3) telah berusia lebih dari setengah abad. Selain dari ketentuan itu,
suatu kesenian belum bisa dikategorikan seni klasik. Karya-karya seni klasik
dapat dijumpai pada bangunan-bangunan kuno Nusantara pada zaman Hindu-Budha dan
bangunan-bangunan kuno di Yunani dan Romawi.
3.
Seni
Tradisional
Tradisi
artinya turun temurun atau kebiasaan. Seni tradisional berarti suatu kesnian
yang dihasilkan secara turun-temurun atau kebiasaan berdasarkan norma-norma,
patron-patron atau pakem tertentu yang sudah biasa berlaku. Seni tradisi
bersifat statis, tidak ada unsur kreatif sebagai ciptaan baru. Sebagai contoh
dapat kita lihat pada lukisan gaya Kamasan Klungkung, kriya wayang kulit, kriya
batik, kriya tenun, dan sebagainya.
4.
Seni
Modern
Seni
modern merupakan kesenian yang menghasilkan karya-karya baru. Seniman yang
kreatif akan menghasilkan karya seni yang modern, karena di dalamnya ada unsur
pembaharuan, baik dari segi penggunaan media, teknik berkarya maupun unsur
gagasan/ide. Seni modern tidak terikat oleh ruang dan waktu, baik itu karya
yang dihasilkan di masa lampau maupun pada masa kini aslkan ada unsur
kreativitasnya. Karya-karya seni rupa modern dapat dilihat pada lukisan karya
Van Gogh, Pablo Picasso, Affandi, Basuki Abdullah, Gunarsa, patung karya G.
Sidharta, Edi Sunarso, Nuarta, dan sebagainya.
5.
Seni
Kontemporer
Kontemporer
berarti sekarang atau masa kini. Seni kontemporer memiliki masa popularitas
tertentu sehingga seni ini dapat dikatakan bersifat temporer. Seni ini dapat
dinikmati pada masa populernya dan apabila sudah lewat maka masyarakat tidak
lagi menyukainya.
Karya-karya seni kontemporer pada mulanya
muncul di Eropa dan Amerika, seperti lukisan karya Andy Warhol dan patung karya
Hendri Moore. Belakangan ini, seni kontemporer telah negara berkembang di
berbagai yang memiliki gagasan yang unik, seperti berupa patung dari es,
lukisan pada tubuh manusia (body painting), seni instalasi, grafity, dan
sebagainya.
C.Aliran-aliran
Kesenian
1. Surrealisme
Lukisan dengan
aliran ini kebanyakan menyerupai bentuk-bentuk yang sering ditemui di dalam
mimpi. Pelukis berusaha untuk mengabaikan bentuk secara keseluruhan kemudian
mengolah setiap bagian tertentu dari objek untuk menghasilkan sensasi tertentu
yang bisa dirasakan manusia tanpa harus mengerti bentuk aslinya.
2. Kubisme
Adalah aliran
yang cenderung melakukan usaha abstraksi terhadap objek ke dalam bentuk-bentuk
geometri untuk mendapatkan sensasi tertentu. Salah satu tokoh terkenal dari
aliran ini adalah Pablo Picasso .
3. Romantisme
Merupakan
aliran tertua di dalam sejarah seni lukis modern Indonesia. Lukisan dengan
aliran ini berusaha membangkitkan kenangan romantis dan keindahan di setiap
objeknya. Pemandangan alam adalah objek yang sering diambil sebagai latar
belakang lukisan. Romantisme dirintis oleh pelukis-pelukis pada zaman
penjajahan Belanda dan ditularkan kepada pelukis pribumi untuk tujuan koleksi
dan galeri di zaman kolonial. Salah satu tokoh terkenal dari aliran ini adalah
Raden Saleh
4. Ekspresionisme
Ekspressionisme
adalah kecenderungan seorang seniman untuk mendistorsi kenyataan dengan
efek-efek emosional . Ekspresionisme bisa ditemukan di dalam karya lukisan ,
sastra , film , arsitetur , dan musik . Istilah emosi ini biasanya lebih menuju
kepada jenis emosi kemarahan dan depresi daripada emosi bahagia.Pelukis
Matthias Grünewald dan El Greco bisa disebut ekspresionis.
5. Impresionisme
Impresionisme
adalah suatu gerakan seni dari abad 19 yang dimulai dari Paris pada tahun
1860an . Nama ini awalnya dikutip dari lukisan Claude Monet , "
Impression, Sunrise " ("Impression, soleil levant") . Kritikus
Louis Leroy menggunakan kata ini sebagai sindiran dalam artikelnya di Le
Charivari .
Karakteristik
utama lukisan impresionisme adalah kuatnya goresan kuas, warna-warna cerah
(bahkan banyak sekali pelukis impresionis yang mengharamkan warna hitam karena
dianggap bukan bagian dari cahaya), komposisi terbuka, penekanan pada kualitas
pencahayaan, subjek-subjek lukisan yang tidak terlalu menonjol, dan sudut
pandang yang tidak biasa.
Impresionisme menjadi pelopor berkembangnya
aliran-aliran seni modern lain seperti Post-Impresionisme , Fauvisme , and
Kubisme . Ia memiliki ciri khas:
• Goresan kuas pendek dan tebal dengan gaya mirip sketsa, untuk memberikan kemudahan pelukis menangkap esensi subjek daripada detailnya.
• Warna didapat dengan sesedikit mungkin pencampuran pigmen cat yang digunakan. Diharapkan warna tercampur secara optis oleh retina .
• Bayangan dibuat dengan mencampurkan warna komplementer (Hitam tidak digunakan sebagai bayangan).
• Cat tidak ditunggu kering untuk ditimpa dengan warna berikutnya.
• Pengolahan sifat transparansi cat dihindari.
• Meneliti sedetail mungkin sifat pantulan cahaya dari suatu objek untuk kemudian diterapkan di dalam lukisan.
• Dikerjakan di luar ruangan ( en plein air )
• Goresan kuas pendek dan tebal dengan gaya mirip sketsa, untuk memberikan kemudahan pelukis menangkap esensi subjek daripada detailnya.
• Warna didapat dengan sesedikit mungkin pencampuran pigmen cat yang digunakan. Diharapkan warna tercampur secara optis oleh retina .
• Bayangan dibuat dengan mencampurkan warna komplementer (Hitam tidak digunakan sebagai bayangan).
• Cat tidak ditunggu kering untuk ditimpa dengan warna berikutnya.
• Pengolahan sifat transparansi cat dihindari.
• Meneliti sedetail mungkin sifat pantulan cahaya dari suatu objek untuk kemudian diterapkan di dalam lukisan.
• Dikerjakan di luar ruangan ( en plein air )
6. Post-Impresionisme
Post-Impresionisme
adalah suatu masa yang masih dipengaruhi sisa-sisa impresionisme. Pada awal
1880 pelukis mulai mengeksplorasi sisi lain dari penggunaan warna, pola,
bentuk, dan garis yang sedikit berlawanan dari pencapaian impresionisme.
Pelukis pada era ini contohnya adalah Vincent Van Gogh , Paul Gauguin , Georges
Seurat dan Henri de Toulouse-Lautrec . Camille Pissarro , yang sebelumnya
adalah seniman impresionis kemudian mengembangkan gaya pointilisme .
Monet meninggalkan kewajiban melukis di luar
ruangan. Paul Cézanne , meskipun telah tiga kali terlibat dalam pameran
impresionis, kemudian mengembangkan gayanya tersendiri. Karya seluruh seniman
ini meskipun tidak lagi menganut aliran impresionisme namun masih mengandung
unsur-unsur dasarnya.
7. Fauvisme
Fauvisme adalah
suatu aliran dalam seni lukis yang berumur cukup pendek menjelang dimulainya
era seni rupa modern. Nama fauvisme berasal dari kata sindiran
"fauve" (binatang liar) oleh Louis Vauxcelles saat mengomentari
pameran Salon d'Automne dalam artikelnya untuk suplemen Gil Blas edisi 17
Oktober 1905, halaman 2. Kepopuleran aliran ini dimulai dari Le Havre , Paris ,
hingga Bordeaux . Kematangan konsepnya dicapai pada tahun 1906.
Fauvisme adalah
aliran yang menghargai ekspresi dalam menangkap suasana yang hendak dilukis.
Tidak seperti karya impresionisme , pelukis fauvis berpendapat bahwa harmoni
warna yang tidak terpaut dengan kenyataan di alam justru akan lebih
memperlihatkan hubungan pribadi seniman dengan alam tersebut. Konsep dasar
fauvisme bisa terlacak pertama kali pada 1888 dari komentar Paul Gauguin kepada
Paul Sérusier :"Bagaimana kau menginterpretasikan pepohonan itu? Kuning,
karena itu tambahkan kuning . Lalu bayangannya terlihat agak biru, karena itu
tambahkan ultramarine . Daun yang kemerahan? Tambahkan saja vermillion ."
Segala hal yang
berhubungan dengan pengamatan secara objektif dan realistis, seperti yang
terjadi dalam lukisan naturalis , digantikan oleh pemahaman secara emosional
dan imajinatif. Sebagai hasilnya warna dan konsep ruang akan terasa bernuansa
puitis. Warna-warna yang dipakai jelas tidak lagi disesuaikan dengan warna di
lapangan, tetapi mengikuti keinginan pribadi pelukis.
Penggunaan
garis dalam fauvisme disederhanakan sehingga pemirsa lukisan bisa mendeteksi
keberadaan garis yang jelas dan kuat. Akibatnya bentuk benda mudah dikenali tanpa
harus mempertimbangkan banyak detail .
8. Realisme
(seni rupa)
Realisme di
dalam seni rupa berarti usaha menampilkan subjek dalam suatu karya sebagaimana
tampil dalam kehidupan sehari-hari tanpa tambahan embel-embel atau interpretasi
tertentu. Maknanya bisa pula mengacu kepada usaha dalam seni rupa unruk
memperlihatkan kebenaran, bahkan tanpa menyembunyikan hal yang buruk sekalipun.
Pembahasan
realisme dalam seni rupa bisa pula mengacu kepada gerakan kebudayaan yang
bermula di Perancis pada pertengahan abad 19 . Namun karya dengan ide realisme
sebenarnya sudah ada pada 2400 SM yang ditemukan di kota Lothal , yang sekarang
lebih dikenal dengan nama India .
Dalam
pengertian lebih luas, usaha realisme akan selalu terjadi setiap kali perupa
berusaha mengamati dan meniru bentuk-bentuk di alam secara akurat. Sebagai
contoh, pelukis foto di zaman renaisans , Giotto bisa dikategorikan sebagai
perupa dengan karya realis, karena karyanya telah dengan lebih baik meniru
penampilan fisik dan volume benda lebih baik daripada yang telah diusahakan
sejak zaman Gothic .
Kejujuran dalam
menampilkan setiap detail objek terlihat pula dari karya-karya Rembrandt yang
dikenal sebagai salah satu perupa realis terbaik. Kemudian pada abad 19, sebuah
kelompok di Perancis yang dikenal dengan nama Barbizon School memusatkan
pengamatan lebih dekat kepada alam, yag kemudian membuka jalan bagi
berkembangnya impresionisme . Di Inggris, kelompok Pre-Raphaelite Brotherhood
menolak idealisme pengikut Raphael yang kemudian membawa kepada pendekatan yang
lebih intens terhadap realisme.
9. Naturalisme
(seni rupa)
Naturalisme di
dalam seni rupa adalah usaha menampilkan objek realistis dengan penekanan
seting alam. Hal ini merupakan pendalaman labih lanjut dari gerakan realisme
pada abad19 sebagai reaksi atas kemapanan romantisme .
Salah satu
perupa naturalisme di Amerika adalah William Bliss Baker , yang lukisan
pemandangannya dianggap lukisan realis terbaik dari gerakan ini. Salahs atu
bagian penting dari gerakan naturalis adalah pandangan Darwinisme mengenai
hidup dan kerusakan yang telah ditimbulkan manusia terhadap alam.
D.
Renungan, Keserasian dan Kehalusan
1.
Renungan
Renungan
berasal dari kata renung; artinya diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan
sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung. Dalam merenung
untuk menciptakan seni ada beberapa teori. Teori-teori itu ialah : teori
pengungkapan. Teori metafisik dan teori psikologik.
1.1. Teori
pengungkapan
Teori
pengungkapan adalah Leo Tolstoi dia menegaskan bahwa kegiatan seni adalah memunculkan
dalam diri sendiri suatu perasaan yang seseorang telah mengalarninya dan
setelah memunculkan itu kemudian dengan perantaraan pelbagai gerak,garis,
warna, suardan bentuk yang diungkapkan dalarn kata-kata memindahkan perasaan
itu sehingga orang-orang mengalami perasaan yang sarna.
1.2. Teori
metafisik
Teori seni yang
bercorak metafisis merupakan salah satu teori yang tertua, yakni berasal dati
Plato yang karya-karya tulisannya untuk sebagian membahas estetik filsafati,
konsepsi keindahan dan teori seni. Mengenai sumber seni Plato mengemukakan
suatu teori peniruan (imitation theory). lni sesuai dengan metafisika Plato
yang mendalilkan adanya dunia ide pada taraf yang tertinggi sebagai realita
Ilahi.
Dalarn jarnan
modem suatu teori seni lainnya yang juga bercorak metafisis dikemukakan oleh
filsuf Arthur Schopenhauer (1788-1860). Menurut beliau seni adalah suatu bentuk
dari pemaharnan terhadap realita. Dan realita yang sejati adalah suatu
keinginan (will) yang sementara. Dunia obyektif sebagai ide hanyalah wujud luar
dari keinginan itu.
1.3. Teori
psikologik
Teori-teori
metafisis dari para filsuf yang bergerak diatas taraf manusiawi dengan
konsepsi-konsepsi tentang ide tertinggi atau kehendak semesta umumnya tidak
memuaskan, karena terlampau abstrak dan spekulatif.
Sebagian ahli
estetik dalam abad modern menelaah teori-teori seni dari sudut hubungan karya
seni dan alam pikiran penciptanya dengan mempergunakan metode-metode
psikologis.
Misalnya
berdasarkan psikoanalisa dikemukakan teori bahwa proses penciptaan seni adalah
pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar dari seseorang seniman. Sedang karya
seninya itu merupakan bentuk terselubung atau diperhalus yang diwujudkan keluar
dari keinginan-keinginan itu.
2.
Keserasian
Keserasian merupakan
bagian atau yang dapat mewujudkan keindahan. Keserasian mengandung unsur
pengertian perpaduan , pertentangan, ukuran dan seimbang.Perpaduan misalnya :
orang berpakaian antara kulit dan warna yang dipakai harus cocok.
Contoh yang menunjukkan
unsur ukuran-ukuran yang seimbang atau tidak seimbang/serasi, misalnya dalam
memadu rumah dari halaman akan kelihatan serasi dan indah apabila rumah yang
bagus dengan halamannya yang luas dan ditata dengan bunga-bunga yang indah maka
orang akan memuji keserasian itu.
Lagu atau
nyanyian-nyanyian merupakan unsur pertentangan antara suara tinggi-rendah,
panjang-pendek, keras-halus yang terpadu begitu rupa sehingga telinga kita
dibuat asyik mendengarkan dan hati kita pun merasa puas, tetapi apabila dalam
keasyikan itu tiba-tiba terdengar suara yang sumbang kita pun tentunya akan
merasa kecewa dalam hal lagu irama yang indah merupakan pertentangan yang
serasi
3.
Kehalusan
Kehalusan
dalam pengertian keindahan bagi manusia dimaksudkan sebagai sikap lembut dalam
menghadapi orang lain, lembut dalam mengucapkan kata-kata, lembut dalam roman
muka, lembut dalam sikap anggota badan lainnya. Hal ini berarti menyangkut
kesopanan dan atau keadaban dari sikap manusia dalam pergaulannya baik dalam
masyarakat kecil mapun dalam masyarakat luas.
Unsur-unsur atau bagian yang dapat melahirkan sikap halus atau kasar adalah :
Unsur-unsur atau bagian yang dapat melahirkan sikap halus atau kasar adalah :
a. Anggota Badan
Menurut Alex Gunur dalam bukunya yang berjudul “Etika” menjelaskan
bahwa anggota badan yang melahirkan sikap kehalusan atau kasar ialah kaki,
tangan, kepala, bahu, mulut, bibir, mata, roman muka orang yang kesadaran
etisnya tinggi sikap-sikap kakinya dikendalikan sebaik-baiknya untuk tidak
mengganggu atau merugikan orang lain.
b. Bahasa
Tentang perkataan Alex Gunur menjelaskan bahwa perkataan yang
tersusun dalam kalimat-kalimat adalah merupakan ungkapan atau gambaran isi
hati, maksud keingainan, pendapat/buah pikiran atau sikap kita terhadap orang
lain.
Orang yang kesadaran etisnya tinggi bisa memilih kata-kata yang
sopan dan penyusunannya juga teratur serta pandai mengatur dan mengendalikan
nada irama atau alun suara dalam mengungkapkan isi hati, keinginan atau buah
pikiran.
c. Bagian-Bagian
Rohaniah
Ada
tiga unsur rohaniah yang melahirkan sikap, yakni :
>Pikiran
>Pikiran
Dengan pikiran manusia dapat menciptakan pengetahuan, gagasan,
pendapat, ide, daya upaya atau akal, teori, pertimbangan, renungan, kesadaran,
kebijakan dan sebagainya. Semua itu dapat melahirkan sikap seperti ingin tahu,
sikap mengerti, sikap sadar, sikap rasional, apa yang terkandung dalam pikiran
dan melahirkan sikap tertentu, misalnya orang yang sedang kusut pikirannya akan
tampak pada roman muka yang murung.
>Perasaan
>Perasaan
Perasaan mempunyai sifat yang sangat peka dalam menghadapi
masalah-masalah hidup yang timbul dalam hubungan pergaulan antara manusia,
sebab itu perasaan perlu dikendalikan dengan baik.
>Kemauan
>Kemauan
Dengan unsur kemauan manusia dapat menentukan pilihan berbuat atau
tidak berbuat sesuatu, berbuat baik atau berbuat tidak baik. Kemauan baik
sifatnya luhur dan tidak merugikan orang lain, sebaliknya kemauan buruk akan
merugikan orang lain dan dapat menyusahkan diri sendiri amupun orang lain, baik
yang menyangkut jiwa, jasmani maupun material, selain itu juga ada kemauan
keras, kemauan lunak dan kemauan lemah.
DAFTAR PUSTAKA
2.
ILMU BUDAYA DASAR, Mustopo Habib,
usaha nasional, 1983.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar